Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengungkap Sejarah Asal Muasal Nama Noken

  

noken
Wanita Papua (Biak) membawa getah damar menggunakan noken, 1916


ORANG PAPUA di masa lampau sudah mengenal berbagai jenis noken. Mulai dari ukuran yang paling kecil hingga ukuran besar. Dan, ada banyak sekali jenis-jenis noken dari berbagai suku di tanah Papua dengan sebutan khas bahasa lokal mereka masing-masing. Noken tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Papua sebab noken merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam menunjang kehidupan masyarakat di negeri pulau Papua. Begitu populernya nama "noken" ini, namun tidak banyak orang yang mengetahui asal muasal noken. Untuk itu, melalui artikel singkat ini, penulis ingin mengupas asal muasal nama "noken". 

NOKEN BERASAL DARI BAHASA BIAK

Apa arti dari kata “noken”? Sejatinya kata “Noken” atau “Inoken” (’nok’n) berasal dari bahasa Biak. Secara etimologi istilah kata noken berasal dari dua suku kata yaitu Bino (perempuan, wanita) dan noken (kandungan, harim wanita) yang disingkat menjadi Inoken atau Noken (b-i-n-noken). Jadi, makna "Bin-noken" (Inoken) berarti kandungan perempuan, rahim perempuan atau yang disebut juga “inoken kapar”. Kamus karya misionaris zendeling J. L. van Hasselt, berjudul Noemfoorsch-Hollandsch Woordenboek (Kamus Bahasa Numfor-Belanda), tahun 1893 mencatat nama "nokkeng" yang berarti "tas". Ia juga mencatat jenis noken "nokkeng brafen" noken yang dipakai di lenganVan Hasselt memiliki kontribusi besar dalam mencatat dan mendokumentasikan berbagai pengetahuan orang Biak dalam karya-karya tulisnya. Selain J. L. van Hasselt, ada beberapa sejarawan dan penulis Eropa lain yang telah mencatat kamus Bahasa Biak sejak tahun 1700-1900-an. 

Penulisan nama "Noken" dalam banyak literatur 1800-1900-an berbeda-beda misalnya ada yang menulis "nokking", "nokkeng", "noken", "inoken" namun semuanya merujuk pada istilah "noken (inok'n, nok'n)" itu sendiri.  

Makna dari Inoken mengandung pengertian yang sangat dalam pada tradisi suku Biak di masa lampau. Itu artinya seorang perempuan atau wanita memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup manusia Biak (Snonkaku Byak). Inoken tak bisa dipisahkan dari sosok seorang wanita sebagai perempuan yang melahirkan, menyediakan kebutuhan seorang anak dan keluarganya.


noken
Noken (Numfor) 1953 


Mengapa noken disamakan dengan rahim wanita? Rahim wanita adalah sebuah organ reproduksi yang memiliki banyak fungsi. Dan, ketika masa kehamilan rahim wanita akan melebar (elastis) mengikuti pertumbuhan sang bayi. Rahim merupakan bagian penting yang melindungi, dan menjadi tempat untuk menjaga seorang bayi dalam masa kehamilan hingga dilahirkan ke dunia.

Merujuk pada kamus Noemfoorsch Woordenboek (Kamus bahasa Numfor), 1947 menulis beberapa arti dari kata noken yaitu: 1. Tas daun yang dikepang/dianyam; 2. Rahim perempuan (kandungan perempuan).

Konsep noken inilah yang menjadi inspirasi perempuan Biak di masa lampau untuk menciptakan wadah/tempat untuk mengisi sesuatu (rosaser) yang mereka sebut noken yang sebenarnya identik dengan perempuan. Dalam kalangan orang Papua, noken amatlah penting dalam menunjang kehidupan sosial mereka dan mengandung nilai-nilai luhur manusia Papua. Noken banyak dikerjakan oleh kaum perempuan, dan terdiri dari banyak jenis seperti Inoken Farun, Inoken Kawere (Noken Brafen), Inoken Sone. Inoken Sone disebut juga Noken Sansun, atau disebut Joko (Yoko) dalam dialek Numfor Doreri.  Orang Biak Numfor juga mengenal nama "katum (katomi)" yang disebut juga "noken sireb". Ada lagi kantung yang disebut "Papoji" yang merupakan serapan dari bahasa Galela, Papoji digunakan untuk menyimpan pakaian maupun uang. Setiap jenis noken memiliki fungsinya seperti untuk mengisi umbi-umbian, makanan, bayi, hewan, dan beragam fungsi. 

Dalam perdagangan tempo dulu noken juga dipakai sebagai takaran atau ukuran harga. Feuilletau De Bryun (1920), seorang Penulis sejarah Biak, menulis, “Ubi juga dikemas dalam keranjang yang memiliki nilai yang sama. Jewawut dan kacang polong diperdagangkan dalam noken isi ±10 L. Harga bervariasi untuk jumlah tersebut berkisar f1-f 1,50.” Pada masa kini, noken asli Biak mulai semakin punah, banyak orang Biak sudah beralih menggunakan noken-noken moderen seperti kantong plastik, karung yang di anyam, maupun tas-tas atau kantong prabrikan. Bahkan keterampilan membuat noken sudah mulai punah. Banyak generasi muda Biak Numfor tidak lagi memiliki keterampilan menganyam noken. Ini sangat memprihatinkan sebab generasi tua yang masih memiliki pengetahuan atau keterampilan noken ini sudah sedikit jumlahnya. Dan, banyak dari generasi tua juga tidak mengajarkan keterampilan ini, sehingga tahun-tahun mendatang noken asli Byak akan benar-benar punah.  

NOKEN BEGITU POPULER

Bagaimana kata noken ini berkembang? Salah satu alasan mengapa kata ini digunakan adalah karena kata “noken” banyak dipakai oleh kalangan orang Biak sendiri di tanah Papua dalam percakapan sehari-hari mereka. Selain itu, kata noken juga populer dikarenakan dipakai dalam banyak literatur bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Salah satu Majalah berbahasa Indonesia (Madjalah Bimas Katolik - Volume 3-7) tahun  1976 menulis, “Noken adalah tas dari anjaman kulit kaju”. Di sini sudah bisa dilihat bahwa penggunaan nama noken ini sudah lama digunakan dan belakangan pada perkembangannya, kata noken diserap ke dalam bahasa Melayu Papua dan digunakan umum oleh masyarakat Papua baik oleh masyarakat pegunungan maupun masyarakat di pesisir pantai sampai pada hari ini. 

Kata atau istilah nama “noken” kini bukan hanya bagian dari bahasa Biak, tetapi istilah noken sudah menjadi bagian dari kosa kata bahasa Melayu Papua dan bahasa Indonesia. Jika kita mencari istilah noken dalam berbagai kamus bahasa Indonesia misalnya "Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)" versi daring kita akan mendapati kata noken di sana. Ada banyak penjelasan mengenai noken yang dapat kita temui di internet. Ini membuktikan bahwa noken sudah sangat dikenal oleh banyak orang. Dari beberapa penjelasan di atas kita mendapat pengetahuan penting tentang asal muasal nama noken yang berasal dari bahasa Biak (Papua). Semoga artikel singkat ini memberikan manfaat bagi para pembaca. Kasumasa!

Posting Komentar untuk "Mengungkap Sejarah Asal Muasal Nama Noken"