Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rumsom Salah Satu Arsitektur Tradisional Suku Biak


Artikel singkat ini akan membahas budaya Biak berkaitan rumah tradisional suku Biak. Orang Biak Numfor mengenal beberapa jenis rumah tradisional yang telah mereka buat sejak dulu. Misalnya, Rumsram, Rumsom, Rumkambar, Rum Korwar dan jenis lainnya. Berbekal pengetahuan tradisional yang telah mereka kembangkan, mereka mampu membuat arsitektur tradisional vernaculer yang nyaman untuk mereka tinggali sekaligus memiliki beragam fungsi di dalamnya. Abad ke-21 ini masih dapat terlihat rancangan rumah-rumah moderen yang masih mengikuti gaya tradisional rumah di zaman dulu. 

MENGENAL RUMSOM RUMAH TRADISIONAL SUKU BIAK

Masyarakat Papua memiliki sejumlah adat dan budaya yang beragam. Salah satunya adalah arsitektur vernacular orang Papua. Suku-suku di Papua membangun rumah mereka dengan bahan tradisional yang dapat ditemui di hutan yang dimanfaatkan dengan sangat baik. Dan, rumah-rumah ini memiki sejumlah fungsi baik itu untuk beribadah, menuntut ilmu, melakukan rapat dan sebagai tempat berkumpul keluarga dan kerabat-kerabat.  Rumah bahkan menjadi filosifi hidup. Orang Biak mengenal ungkapan-ungkapan tradisional Byak yang berkaitan langsung dengan rumah. Misalnya, ada ungkapan dalam bahasa Biak, "Wawar Adir ya Ido, Na Nurir Ayub I" yang dalam terjemahannya bahasa Indonesianya, "Jika anda menancapkan tiang, kami akan meletakkan kayu pelintangnya". Ini adalah ungkapan pada masyarakat Biak di masa lampau yang menggambarkan semangat gotong royong dalam membuat sesuatu yang diibaratkan seperti sedang membangun rumah bersama-sama. 

Suku Biak misalnya mengenal beberapa jenis rumah tradisional. Beberapa di antaranya adalah Rumsom. Rumsom memiliki bentuk rancangan yang unik yang berbeda dari jenis lainnya. Fungsi utama dari Rumsom adalah sebagai tempat bernaung bagi keluarga besar dari sebuah klan keret. 

Rumsom merupakan rumah keret. "Suatu keret terdiri dari sejumlah keluarga batih yang disebut sim. Wujud nyata dari kesatuan sosial tersebut pada waktu lalu adalah rumah besar yang disebut rumah keret. Rumah keret merupakan suatu bangunan yang berbentuk segi empat panjang dengan ukuran kurang lebih 30-40 m panjang dan 15 m lebar. Rumah keret itu dibangun di atas tiang dan dibagi-bagi ke dalam sejumlah kamar atau sim yang letaknya di sisi kiri-kanan dan dipisahkan oleh suatu ruang kosong di bagian tengah rumah yang memanjang mulai dari depan sampai ke belakang. Fungsi utama ruang tengah yang kosong itu adalah sebagai tempat menaruh perahu milik keret dan juga sebagai tempat menerima tamu dan tempat berapat anggota keluarga keret. Jumlah kamar atau bilik dalam suatu ramah keret adalah sama banyak dengan keluarga batih yang ada dalam keret dan tiap kamar didiami oleh satu keluarga batih. Oleh karena dalam rumah besar tiap keluarga batih menempati kamar atau bilik tertentu yang disebut sim, maka keluarga batih disebut juga sim. Satu rumah keret seperti itu disebut aberdado dan dapat menampung semua anggota klen, jika jumlahnya kecil dan dengan demikian dalam satu rumah keret terdapat anggota-anggota keluarga yang berasal dari tiga bahkan sampai empat generasi, yaitu ayah bersama keluarganya dan keluarga-keluarga dari anak-anaknya sendiri maupun keluarga-keluarga dari anak-anak mereka." Tulis Dr. J. R. Mansoben dalam Sistem Politik Tradisional di Irian Jaya, 1995, hlm. 279-280. 

Adapun beberapa bagian-bagian utama dari Rumsom itu. Bentuk atapnya yang khas memberi ciri khas tersendiri pada bentuk rumah tersebut. Rumsom disebut juga Aber Dado. Dalam buku Arsitektur Tradisional Irian Jaya, dijelaskan bahwa Rumsom terdiri tiga bagian utama yaitu Rumbab sebagai fondasi, Rumbaken sebagai badan rumah dan Rumbunem sebagai atap rumah. 

Rumbab atau fondasi ini memiliki empat sistem unit yakni unit adir, unit awor, unit soyar dan unit anyanem. "Bagian rumbaken terdiri dari empat unit kerangka, yaitu: unit anyanem, unit soyar, unit awup atau ayup dan unit ai bekwan. Lantai rumah ditata di atas unit anyanem. Epen atau dinding rumah dipasang pada unit soyar dan awup (ayup) dan aibekwan. Ansan (lantai), epen (dinding) dan aren (loteng) membentuk ruang dalam rumbaken (ruang dalam/interior)." 

Bentuk rumah ini bagian depannya yang disebut rumbrawer menjorok ke laut dan menyerupai perahu terbalik. Bagian ini disebut Som. Catatan Achille Marie Jacques Raffray (1844-1923) pada 1877-1878 mendeskripsikan dengan jelas bentuk Rumsom di kampung Sowek melalui karya kromolithofraf-nya yang terdapat dalam buku Le Tour Du Monde, 1879. Memasuki tahun 1900-an, Rumsom masih di bangun. Ini tampak dari banyak dokumen foto tempo dulu, yang banyak dokumentasikan oleh orang Eropa khususnya orang Belanda. 

SUDAH DI KENAL SEJAK DULU

Catatan mengenai bangunan Rumsom ini tidak banyak diketahui sebab kurangnya informasi tertulis khususnya pada tahun-tahun awal Masehi. Catatan mengenai rumsom baru diketahui melalui tulisan-tulisan orang Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Belanda yakni pada awal abad ke-18. Namun, ini berbeda dengan kisah tutur masyarakat Biak Numfor bahwa Rumsom ini sudah dibangun sejak lama dari generasi ke generasi berikutnya. Maka, untuk memperoleh gambaran masa lalu rumah tradisional suku Biak, kita akan menggunakan cerita tutur untuk menggali pengetahuan orang Biak mengenai arsitektur tradisional rumah Biak. 

Menurut kisah tutur turun temurun, pada periode tahun 1000-an, sejumlah Rumsom (Rumbepyar) dibangun di teluk Odori Sowek, Supiori. Kisah-kisah tutur dari klan orang Sowek bahwa leluhur mereka membangun Rumsom dan tinggal di sana. Di dalam Rumsom ini di simpan perahu keret yang biasanya digunakan untuk pelayaran jauh. Deskipsi tentang Rumsom juga dapat ditemui melalui berbagai literatur orang Eropa misalnya pada 1700-an, di Doreri Manokwari terdapat pula bangunan-bangunan bergaya Rumsom.  

Seorang penjelajah Inggris, Thomas Forrest yang mengunjungi Papua pada 1775 di Doreri, Manokwari menulis, "Kami berlabuh sekitar pukul empat sore, dekat dengan salah satu rumah besar mereka, yang dibangun di atas tiang-tiang, dipasang beberapa meter di bawah permukaan air rendah; agar rumah petak selalu berada di atas permukaan air: panggung yang panjang, ditopang tiang-tiang, mulai dari situ hingga ke daratan, tepat pada ketinggian air. Rumah petak tersebut berisi banyak keluarga, yang tinggal di kabin di setiap bagian aula bersama yang luas, yang melewati tengahnya, dan memiliki dua pintu, satu membuka ke panggung, menuju tanah; yang lainnya di panggung besar menuju laut, juga ditopang oleh tiang-tiang, di perairan yang lebih dalam daripada tiang-tiang yang menopang rumah petak". 

ZAMAN MODERN

Arsitek-arsitek yang berasal dari suku Biak, telah mengembangkan rumah-rumah bergaya Rumsom yang diaplikasikan di zaman moderen. Misalnya, ada kantor-kantor di pusat kota Biak yang dibangun menyerupai Rumsom, Rumsram, dan beberapa jenis rumah lainnya. 

Photo by Ukur (2023). Lokasi Pasar Ikan Biak


Potret bangunan rumah bergaya Rumsom di pantai laut pasar ikan. Rumah-rumah warga ini dibangun bergaya arsitektur tradisional suku Biak. Tentu, ini akan menarik perhatian masyarakat umum sebab rumah-rumah bergaya Rumsom ini akan memberikan gambaran masa lalu tentang kehidupan masyarakat Biak di pulau Biak dan di tempat lain di tanah Papua. 


Untuk terus mempertahankan budaya Biak, pentingnya pelestarian dan pemahaman kepada masyarakat untuk terus membuat rumah-rumah tradisional. Konsep arsitektur tradisional ini, menjadi bagian penting dalam budaya dan adat masyarakat Papua. Dengan terus membangun rumah-rumah tradisional, ini menjadi penyambung budaya dari generasi ke generasi. Banyak upaya telah dilakukan pemerintah, masyarakat adat dalam peningkatan pemahaman tentang budaya Byak (rari byak). 

Tulisan ini tidak membahas secara detail tentang Rumsom, bagi teman-teman yang ingin mempelajarinya lebih dalam dapat melihat pada buku-buku yang membahas tentang rumah adat suku Biak karena di bukulah akan lebih spesifik dan dibahas secara detail. Tulisan ini akan terus diupdate seiring berjalanannya waktu, sehingga kaum muda Byak bisa mempelajari lebih saksama. 

Posting Komentar untuk "Rumsom Salah Satu Arsitektur Tradisional Suku Biak"