Belajar Sistem Bilangan Angka 1-1000.000 Bahasa Sunda

SEJARAH NUMERELIA BAHASA SUNDA

Sistem hitungan angka telah lama dikenal masyarakat nusantara. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki penyebutan angka dalam bahasa daerah mereka masing-masing. Keragaman suku-suku bangsa di Nusantara memberikan sebuah gambaran kepada kita tentang beragamanya adat dan budaya yang saling terkoneksi. Orang Papua, Orang Jawa, orang Batak, Orang Bugis-Makassar, Orang Minang, maupun suku-suku lainnya menyimpan dalam bahasa lokal mereka hitungan atau bilangan angka. Hubungan-hubungan bahasa-bahasa daerah saling terhubung satu sama lain. 

Kali ini kita akan belajar tentang sistem hitungan angka atau yang dalam bahasa Sunda (wilangan basa Sunda) disebut “wilangan” yang dimiliki oleh orang Sunda yang telah digunakan oleh mereka selama ribuan tahun lamanya di pulau Jawa. Orang Sunda bahkan memiliki aksara yang bisa menulis sistem bilangan angka yang berisi deretan 10 angka mulai dari angka 1 sampai angka 10. Selama berabad-abad lamanya, orang Sunda menggunakan angka dalam kehidupan sehari-hari mereka seperti berbisnis (berdagang), menghitung, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan bilangan. 

Prasasti Batutulis, 1533 M

Ortografi bahasa Sunda berangkat dari aksara Sunda, dimana pada masa lampau orang Sunda sudah menulis menggunakan aksara Sunda, termasuk bilangan angka yang ditulis menggunakan aksara Sunda. Aksara Sunda berkembang pada abad ke-14 hingga abad ke-18. Salah satu prasasti yang diyakini berasal dari abad ke-14 adalah Prasasti Astana Gede atau Prasasti Kawali. Walaupun tidak ada jejak hitungan angka dalam prasasti tersebut, tapi ini dapat menjadi bukti bahwa aksara Sunda sudah ada, dan pastinya sistem bilangan pada masa itu telah ada. Salah satu prasasti yang menyebutkan tentang bilangan angka adalah Prasasti Batutulis berangka 1455 Saka atau tahun 1533 Masehi. Pada Prasasti inilah tercatat bilangan angka 1 dan angka 3 dalam aksara Sunda.  

Kamus Karya Jonathan Rigg, 1862 

Kamus "A Dictionary of the Sunda Language of Java" (Kamus bahasa Sunda Jawa), tahun 1862 merupakan salah satu karya Jonathan Rigg (1809-1871). Terdapat banyak kosa kata bahasa Sunda yang disusun olehnya. Menariknya, Jonathan mencatat hitungan angka dalam bahasa Sunda dari angka satu (1) sampai angka satu juta (1000.000). Rigg merupakan orang pertama yang menulis atau mempublikasikan kamus dalam bahasa Sunda. Dan, hingga kini kamusnya masih menjadi referensi yang bagus untuk meneliti tentang linguistik dan sejarah bahasa Sunda. Tak sampai disitu, ia  menjelaskan secara harfiah etimologi dari setiap angka dalam bahasa Sunda, berikut ini hitungan angka satu sampai sepuluh dan seterusnya.  

BILANGAN ANGKA (WILANGAN) BAHASA SUNDA

0. ENOL  = NOL

1. SIJI, HIJI (SAHIJI), SA = SATU

2. DUA, DUWA = DUA

3. TILU, TALU, TOLU = TIGA

4. OPAT = EMPAT

5. LIMA = LIMA

6. GENAP (GENEP) = ENAM 

7. TUJUH = TUJUH

8. DALAPAN = DELAPAN

9. SALAPAN = SEMBILAN

10. SAPULUH = SEPULUH

Untuk menyatakan angka 11-19 menggunakan sablas (welas) mirip dengan bahasa Indonesia sebelas. Perhatikan angka-angka dibawah ini: 

11. SABELAS (SABLAS), SAWELAS = SEBELAS

12. DUABLAS, DUWAWELAS = DUA BELAS

13. TILUBLAS = TIGA BELAS

14. OPATBLAS = EMPAT BELAS

15. LIMABLAS = LIMA BELAS

16. GENAPBLAS (GENAPBELAS) = ENAM BELAS

17. TUJUHBLAS (TUJUBELAS) = TUJUH BELAS

18. DALAPANBLAS (DALAPANBELAS) = DELAPAN BELAS

19. SALAPANBLAS (SALAPANBELAS) = SEMBILAN BELAS

20. DUA PULUH = DUA PULUH

21. DUA PULUH SIJI; SALIKUR = DUA PULUH SATU

22. DUA PULUH DUA; DUA LIKUR = DUA PULUH DUA

23. DUA PULUH TILU =  DUA PULUH TIGA

24. DUA PULUH EMPAT (OPAT) = DUA PULUH EMPAT 

25. DUA PULUH LIMA; LIMA LIKUR; SALAWE = DUA PULUH LIMA

26. DUA PULUH GENAP (GENEP) = DUA PULUH ENAM

27. DUA PULUH TUJUH = DUA PULUH TUJUH

28. DUA PULUH DALAPAN = DUA PULUH DELAPAN 

29. DUA PULUH SALAPAN = DUA PULUH SEMBILAN

30. TILU PULUH 

31. TILU PULUH HIJI

32. TILU PULUH DUWA

33. TILU PULUH TILU

34. TILU PULUH OPAT

35. TILU PULUH LIMA

36. TILU PULUH GENEP

37. TILU PULUH TUJUH

38. TILU PULUH DALAPAN

39. TILU PULUH SALAPAN

40. OPAT PULUH 

41. OPAT PULUH HIJI

42. OPAT PULUH DUWA

43. OPAT PULUH TILU

44. OPAT PULUH OPAT

45. OPAT PULUH LIMA

46. OPAT PULUH GENEP

47. OPAT PULUH TUJUH

48. OPAT PULUH DALAPAN

49. OPAT PULUH SALAPAN

50. LIMA PULUH, SEKAT

51. LIMA PULUH HIJI

52. LIMA PULUH DUWA

53. LIMA PULUH TILU

54. LIMA PULUH OPAT

55. LIMA PULUH LIMA

56. LIMA PULUH GENEP

57. LIMA PULUH TUJUH

58. LIMA PULUH DALAPAN

59. LIMA PULUH SALAPAN

60. GENAP PULUH, SAWIDAK

61. GENEP PULUH HIJI

62. GENEP PULUH DUWA

63. GENEP PULUH TILU

64. GENEP PULUH OPAT

65. GENEP PULUH LIMA 

66. GENEP PULUH GENEP

67. GENEP PULUH TUJUH

68. GENEP PULUH DALAPAN

69. GENEP PULUH SALAPAN

70. TUJUH PULUH

71. TUJUH PULUH HIJI

72. TUJUH PULUH DUWA

73. TUJUH PULUH TILU

74. TUJUH PULUH OPAT

75. TUJUH PULUH LIMA, LEBAK SATUS

76. TUJUH PULUH GENEP

77. TUJUH PULUH TUJUH 

78. TUJUH PULUH DALAPAN

79. TUJUH PULUH SALAPAN

80. DALAPAN PULUH

81. DALAPAN PULUH HIJI

82. DALAPAN PULUH DUWA

83. DALAPAN PULUH TILU

84. DALAPAN PULUH OPAT

85. DALAPAN PULUH LIMA

86. DALAPAN PULUH GENEP

87. DALAPAN PULUH TUJUH 

88. DALAPAN PULUH DALAPAN

89. DALAPAN PULUH SALAPAN

90. SALAPAN PULUH 

91. SALAPAN PULUH HIJI

92. SALAPAN PULUH DUWA

93. SALAPAN PULUH TILU

94. SALAPAN PULUH OPAT

95. SALAPAN PULUH LIMA

96. SALAPAN PULUH GENEP

97. SALAPAN PULUH TUJUH

98. SALAPAN PULUH DALAPAN

99. SALAPAN PULUH SALAPAN

100. SA RATUS, SATUS = SERATUS

200. DUWA RATUS = DUA RATUS

300. TILU RATUS = TIGA RATUS

400. OPAT RATUS = EMPAT RATUS

500.  LIMANG KUPANG, LIMA RATUS = LIMA RATUS

600. GENEP RATUS = ENAM RATUS

700. TUJUH RATUS = TUJUH RATUS

800. DOMAS, DALAPAN RATUS = DELAPAN RATUS

900. SALAPAN RATUS = SEMBILAN RATUS

1000. SEWU, SA REBU = SERIBU

10.000. SA LAKSA, SAPULUH REBU = SEPULUH RIBU

100.000. SA KETI, SA RATUS REBU = SERATUS RIBU

1000.000. SA YUTA, SA RATUS LAKSA, SAPULUH KETI = SATU JUTA