Inggainum Umpan Untuk Memancing Ikan
![]() |
sumber: Tau Kaporo (FB) |
INKAINUM
Artikel dalam situs ini banyak membahas tentang dunia iktiologi ikan (in) maupun keaneragaman hewan spesies yang hidup di laut. Maka, kali ini kita akan mengulas sedikit tentang salah satu spesies yang menarik perhatian kita yaitu spesies yang orang Biak sebut dengan nama Inkainum atau Inggainum dalam bahasa Biak atau dalam bahasa ilmiahnya coenobita brevimanus. Bioata ini dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan negara lain.
Orang Biak Numfor telah lama memanfaatkan Inkainum untuk berbagai keperluan salah satunya Inggainum digunakan sebagai umpan ikan. Ikan-ikan sangat menyukai umpan Inggainum, dikarenakan pada bagian pantatnya, cukup lembek untuk disantap ikan.
Pada masa lampau ketika mereka akan melakukan Napmor (snapmor), inggainum menjadi bagian penting dari proses snap mor. Snap mor atau Sofer merupakan metode atau teknik tradisional orang Biak untuk menjebak atau mengurung ikan, yang nantinya mudah untuk ditangkap orang. Disini, tidak dijelaskan secara detail proses snap mor, namun jika teman-teman ingin mengetahui lebih banyak informasi terkait sofer silahkan baca: Snap Mor Metode Tradisional Menangkap Ikan Suku Biak
Singkatnya, sebelum dilakukannya snapmor dalam sebuah kampung, masyarakat kampung akan melakukan pencarian inggainum yang mereka sebut “sisrai inggainum” atau proses mengumpulkan inggainum sebagai umpan ikan sekaligus memberi kepuasan untuk ikan. Proses pemberian Inggainum ini bisa berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan. Tujuannya, agar ikan bisa bertamba besar, ikan bisa semakin dekat ke pantai, dan mudah ditangkap nantinya.
Inggainum ini bisa hidup di laut maupun dapat ditemukan juga di daratan pesisir seperti batu-batu karang, pasir, dan kadang mereka bersembunyi juga di semak-semak. Untuk menemukan inggainum biasanya banyak terdapat pada malam hari. Mereka juga hidup di terumbu karang, dan laut dalam. Anak-anak kecil juga sering mencarinya ketika air surut/meti.
![]() |
sumber: Tau Kaporo (FB) |
Inggainum akan digunakan sebagai umpan untuk memancing berbagai jenis ikan, orang Biak sering menggunakan umpan ini untuk memancing ikan Insampen, Inwapes, Karipa, Inbarkof, Inbabar, dan jenis-jenis ikan lainnya.
MORFOLOGI INKAINUM
Bentuk atau morfologi Inkainum memiliki bentuk tubuh atau badan lunak, melengkung, lurus. Inkainum ini spesies yang harap gampang. Mengapa? Karena inggainum akan memanfaatkan cangkang kerang (bia) atau gastropoda sebagai rumahnya (bajunya) untuk melindunginya dari berbagai ancaman sebab tubuhnya lunak. Kalau kita memperhatikan cara inggainum mendapatkan cangkangnya yaitu dengan cara berebutan ataupun perkelahian yang menang akan mendapatkan bajunya. Aneh, tapi nyata!
Salah satu burung pemangsa inkainum adalah burung yang memiliki kesamaan nama denganya yaitu burung yang dalam bahasa Biak disebut Manggonggainum (Mankobkainum) yang kalau diterjemahkan berarti burung penoki/pemakan Inggainum.
Orang Biak menyebutnya Inggainum dalam bahasa Melayu-Papua adalah Bilolo. Kata “bilolo” kemungkinan berasal dari bahasa Tidore (Maluku) yang diserap bahasa Melayu-Papua. Sehingga, burung Mankobkainum dalam bahasa Melayu Papua disebut burung “toki bilolo” yang sering disingkat “tokbil”.
Dalam bahasa Indonesia Inggainum disebut “Kelomang”. Setiap daerah atau wilayah pesisir di Indonesia memiliki penyebutan masing-masing menurut bahasa suku mereka. Inkainum atau Bilolo punya peranan penting dalam menjaga alam tetap lestari yaitu inggainum memakan segala scavenger sisa-sisa atau biota yang telah mati sehingga mengurangi sampah di laut atau tempat dimana bilolo ini ada.
CATATAN: Jika teman-teman memiliki informasi lain dari spesies kelomang, silahkan memberikan komentar pada kolom komentar. Tentunya, ada beberapa informasi yang belum penulis masukan secara lengkap dan detail.
Posting Komentar untuk " Inggainum Umpan Untuk Memancing Ikan "