Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kakawai Nama Kerang dalam Bahasa Biak

 

Kerang (bia)
Kakawai (Karndan) tampak dari atas cangkangnya


Mengamati dunia laut memang tidak ada habisnya. Layaknya pemandangan indah di daratan, ternyata lautan juga menyimpan banyak sekali pemandangan bawah laut yang eksotis dan mempesona. Ada banyak sekali spesies laut yang mendatangkan keuntungan bagi manusia. Sehingga banyak orang memanfaatkan laut sebagai sumber kehidupan mereka. Dalam tradisi dan kebudayaan Byak, mereka tidak terlepas dari dunia laut. Dunia laut seakan menjadi tanah subur bagi mereka. Maka, tidak heran mereka menyebut bumi ini dengan istilah Supswan yang artinya hutan laut yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Maka, melalui artikel singkat ini kita akan melihat dan membahas salah satu biota laut yang punya nilai ekonomi bagi masyarakat Biak Numfor yaitu kerang (bia) Kakawai.  

KAKAWAI (Lambis lambis Sp)

Pada umumnya orang Biak Numfor menyebut kerang ini dalam bahasa Biak dengan nama  KAKAWAI. Dialek lain dari masyarakat Biak bagian timur menyebutnya KARNDAN.  Dalam Kamus Perancis - Papua (Biak) yang ditulis oleh Rene Primevere Lesson pada 1839, memuat beberapa daftar nama kerang dalam bahasa Biak seperti "kakavaille" (scorpion lambis), "kokorbe", "kebour" dan lainnya.   

Kakawai merupakan salah satu jenis kerang biota laut yang dikenal oleh suku Biak sejak berabad-abad lamanya. Bahasa ilmianya disebut Lambis lambis (lambis Sp). Kakawai ini telah diteliti sejak tahun 1700-an, misalnya oleh Linnaeus pada tahun 1758, kemudian tahun 1787 oleh Abel, Gmelin pada tahun 1791, hingga di masa kini telah diteliti oleh mereka yang memiliki ahli di bidangnya.  Dalam buku Oud en Nieuw Oost-Indiën ("Old and New East-India") tahun 1726, yang ditulis oleh François Valentijn memuat deskripsi tentang bia Kakawai.  

kerang kakawai
Lukisan Bia Kakawai, François Valentijn, 1726


Masyarakat Biak Numfor sering menyebutnya Bia Kakawai dalam bahasa Melayu Papua. Bia atau kerang ini memang sangat dikenal di kalangan orang Biak Numfor sebab merupakan jenis kerang yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ciri-ciri utama dari Kakawai ini adalah dapat dilihat dari bentuk cangkangnya yang dalam bahasa Biak disebut royam bei (cangkang kerang). Morfologinya memiliki kemiripan dengan jenis kerang yang dikenal dalam bahasa Biak "Mandipara". Bahkan dalam kalangan orang Biak sendiri, ada yang menyebut Mandipara sebagai Kakawai (Karndan). Padahal keduanya terdapat perbedaan yang mencolok yakni cangkangnya memiliki warna dan bentuk yang sedikit berbeda dari kakawai.  

Tidak diketahui mengapa orang Biak menyebut kerang ini bernama Kakawai atau Karndan. Penulis sendiri belum mengetahui etimologi dari penamaan bahasa Biak tersebut. Dalam kamus-kamus berbahasa Belanda-Biak nama Kakawai sudah dicatat atau terdokumentasi oleh para perintis kamus bahasa Biak dari kalangan orang Eropa. Seperti yang telah ditulis pada artikel "Nama-Nama Kerang dalam Bahasa Biak" bahwa orang Biak mengenal berbagai jenis kerang dengan penyebutan yang berbeda-beda. Pendokumentasian nama-nama kerang sudah dilakukan oleh para misionaris atau zendeling yang pernah bertugas di tanah Papua. 


Kerang
Kakawai (Karndan) tampak dari bawah

Kakawai banyak dicari oleh kaum wanita, sehingga bagi para perempuan Biak menjadi kerang atau kakawai ini menjadi sebuah keterampilan sendiri yang harus diketahui oleh wanita Byak. Karndan ini setelah dikumpulkan (sisrai royam), biasanya akan direbus kadangkala ada yang suka untuk membakarnya. Agar supaya mudah dikeluarkan biasanya, ketika direbus di taruh banyak garam sehingga ketika hendak mengeluarkan isinya lebih mudah ditarik. Dan, kalau isinya susah dikeluarkan jalan satu-satunya adalah cangkang tersebut di toki menggunakan batu atau palu besi hingga pecah/hancur kemudian daging atau isinya dikeluarkan dari cangkangnya.   

POTENSI KERANG KAKAWAI 

Kakawai ini memiliki sumber protein dan banyak digemari orang-orang karena dagingnya yang enak. Pada kalangan orang Biak, kakawai menjadi menu santapan lesat seperti makan dengan papeda, kasbi (singkong), keladi maupun umbi-umbi lainnya. Kakawai kadang di masak dengan santan, di tumis, ada juga di asar kemudian di jual di pasar-pasar.  Cangkang atau kulit Karndan biasanya dimanfaatkan juga sebagai benda seni, cangkangnya dibersihkan kemudian dibuat sebagai hiasan di rumah maupun di jual. 

"Kerang selain dijadikan sebagai bahan pangan yang sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, cangkangnya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya untuk bahan kerajinan dan bahan pembuatan kapur sirih. Kerang kakawae (Lambis lambis) merupakan salah satu spesies dari kelas gastropoda telah menjadi komoditas penting dan pangan yang cukup populer bagi masyarakat Biak, dan menurut kepercayaan masyarakat kerang kakawae atau Lambis lambis dapat menyembuhkan penyakit asma. Siput ini biasanya dijual dalam bentuk segar, rebus kupas dan asap kering sehingga berpotensi menjadi salah satu produk unggulan daerah yang dapat dikembangkan." Tulis Kostavina Palpialy dalam jurnalnya berjudul "Komposisi Kimia Kerang Kakawae (Lambis Lambis) dari Pasar Tradisional Bosnik, Distrik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor Papua" (2021).

Secara ekonomi potensi Kakawai yang sangat membantu perekonomian masyarakat Biak khususnya mereka yang mata pencariannya di laut. Penulis mengamati di pasar-pasar di Kabupaten Biak Numfor, bahwa banyak dari masyarakat nelayan selalu mencari kerang ini untuk di jual dan dari kakawai merupakan salah satu kerang yang paling banyak di ambil. Bia kakawai perporsi (ukuran piring makan) biasanya berkisar Rp. 20.000 hingga 50.000 ribu rupiah. Selain menjual dagingnya saja, ada yang menjualnya berserta menu lainnya seperti keladi, singkong, ketupat yang lauknya sayur dan bia kakawai. 

CATATAN: Masyarakat di Sulawesi, kabupaten Banggai mereka menyebut kakawai dengan nama tedong-tedong. Di beberapa wilayah di Indonesia memiliki penyebutan yang berbeda-beda untuk menyebut jenis kerang ini. Kerang Kakawai sangat dikenal bukan hanya di Indonesia saja, melainkan beberapa negara seperti Filipina, Tailand, dan negara-negara di Asia mengkonsumsi bia kakawai. Jika, teman-teman punya informasi lain tentang bia kakawai, silahkan menambahkan di kolom komentar. Syowi Kasumasa!

Posting Komentar untuk "Kakawai Nama Kerang dalam Bahasa Biak"