Kakawai Nama Kerang dalam Bahasa Biak
![]() |
Kakawai (Karndan) tampak dari atas cangkangnya |
KAKAWAI (Lambis lambis Sp)
![]() |
Lukisan Bia Kakawai, François Valentijn, 1726 |
![]() |
Kakawai (Karndan) tampak dari bawah |
Kakawai banyak dicari oleh kaum wanita, sehingga bagi para perempuan Biak menjadi kerang atau kakawai ini menjadi sebuah keterampilan sendiri yang harus diketahui oleh wanita Byak. Karndan ini setelah dikumpulkan (sisrai royam), biasanya akan direbus kadangkala ada yang suka untuk membakarnya. Agar supaya mudah dikeluarkan biasanya, ketika direbus di taruh banyak garam sehingga ketika hendak mengeluarkan isinya lebih mudah ditarik. Dan, kalau isinya susah dikeluarkan jalan satu-satunya adalah cangkang tersebut di toki menggunakan batu atau palu besi hingga pecah/hancur kemudian daging atau isinya dikeluarkan dari cangkangnya.
POTENSI KERANG KAKAWAI
Kakawai ini memiliki sumber protein dan banyak digemari orang-orang karena dagingnya yang enak. Pada kalangan orang Biak, kakawai menjadi menu santapan lesat seperti makan dengan papeda, kasbi (singkong), keladi maupun umbi-umbi lainnya. Kakawai kadang di masak dengan santan, di tumis, ada juga di asar kemudian di jual di pasar-pasar. Cangkang atau kulit Karndan biasanya dimanfaatkan juga sebagai benda seni, cangkangnya dibersihkan kemudian dibuat sebagai hiasan di rumah maupun di jual.
"Kerang selain dijadikan sebagai bahan pangan yang sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, cangkangnya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya untuk bahan kerajinan dan bahan pembuatan kapur sirih. Kerang kakawae (Lambis lambis) merupakan salah satu spesies dari kelas gastropoda telah menjadi komoditas penting dan pangan yang cukup populer bagi masyarakat Biak, dan menurut kepercayaan masyarakat kerang kakawae atau Lambis lambis dapat menyembuhkan penyakit asma. Siput ini biasanya dijual dalam bentuk segar, rebus kupas dan asap kering sehingga berpotensi menjadi salah satu produk unggulan daerah yang dapat dikembangkan." Tulis Kostavina Palpialy dalam jurnalnya berjudul "Komposisi Kimia Kerang Kakawae (Lambis Lambis) dari Pasar Tradisional Bosnik, Distrik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor Papua" (2021).
Secara ekonomi potensi Kakawai yang sangat membantu perekonomian masyarakat Biak khususnya mereka yang mata pencariannya di laut. Penulis mengamati di pasar-pasar di Kabupaten Biak Numfor, bahwa banyak dari masyarakat nelayan selalu mencari kerang ini untuk di jual dan dari kakawai merupakan salah satu kerang yang paling banyak di ambil. Bia kakawai perporsi (ukuran piring makan) biasanya berkisar Rp. 20.000 hingga 50.000 ribu rupiah. Selain menjual dagingnya saja, ada yang menjualnya berserta menu lainnya seperti keladi, singkong, ketupat yang lauknya sayur dan bia kakawai.
CATATAN: Masyarakat di Sulawesi, kabupaten Banggai mereka menyebut kakawai dengan nama tedong-tedong. Di beberapa wilayah di Indonesia memiliki penyebutan yang berbeda-beda untuk menyebut jenis kerang ini. Kerang Kakawai sangat dikenal bukan hanya di Indonesia saja, melainkan beberapa negara seperti Filipina, Tailand, dan negara-negara di Asia mengkonsumsi bia kakawai. Jika, teman-teman punya informasi lain tentang bia kakawai, silahkan menambahkan di kolom komentar. Syowi Kasumasa!
Posting Komentar untuk "Kakawai Nama Kerang dalam Bahasa Biak"