Ketika Bioata Laut Amsam dan Tumbuhan Manspai di Hutan Saling Berkomunikasi
HUBUNGAN LAUT DAN DARAT
Artikel ini akan mengulas bagaimana hubungan antara alam di daratan saling berkomunikasi dengan dunia laut. Yang terbukti sangat efektif untuk dipelajari oleh manusia sehingga memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas mencari mereka.
Pengetahuan orang Biak dalam mengenal alam dunia laut dan darat sangatlah unik untuk dipelajari. Musim-musim, pasang surut air laut, pergerakan matahari, bulan dan bintang menjadi penunjuk yang efisien bagi orang Biak Numfor dalam melakukan berbagai aktivitasnya, khususnya ketika melaut untuk mencari ikan, berlayar maupun mencari biota-biota laut lainnya untuk dikonsumsi dan dijual.
Suku Biak memandang dunia astronomi tradisional sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. "Berabat-abat yang lalu suku Biak telah lama mempelajari dan menguasai ilmu bintang, navigasi dan ilmu astronomi demi melengkapinya sewaktu melakukan aktifitas sehari-hari misalnya dalam hal pelayaran, dalam hal berburu, bercocok tanam, wabah penyakit, untuk mengamati bencana alam, maupun hal-hal yang menyangkut kepercayaan-kepercayaan leluhur suku Biak".
Bagi orang Biak laut itu seperti kebun di daratan yang dapat mengahasilkan banyak kelimpahan makanan dan harta. Sehingga tak heran, jika mereka berupaya mempelajari berbagai hal tentang dunia laut dan segala isinya. Selain mengkonsumsi ikan yang kaya protein, orang Biak juga mengkonsumsi seafood lainnya. Seperti berbagai jenis kerang (royam), cumi (fara), gurita (kombrof), udang (amos), belut (adof), rumput laut (arwek, andoi) dan sebagainya. Pada situs ini terdapat beberapa artikel tentang jenis-jenis kerang yang dikenal oleh masyarakat Biak-Numfor. Dalam tulisan Nama-Nama Kerang dalam Bahasa Biak, ada beragam jenis kerang yang membuktikan pemahaman suku Biak tentang hewan laut.
Sumber daya alam nabati menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sebab dari situlah manusia bisa mendapatkan makanan maupun kebutuhan pokok lainnya. Setiap tumbuh-tumbuhan memiliki sejumlah manfaat mulai dari akar, pohon, ranting, daun, bunga dan buah. Alam akan saling berkolaborasi untuk mempertahankan siklusnya dan sesuai jadwal atau musimnya sebuah pohon atau tumbuhan bisa berbuah. Bunga-bunga pada pohon tertentu sangat memengaruhi siklus hidup dunia bawah laut dan daratan maupun ekologinya. Bunga-bunga yang bermekaran menjadi sebuah penunjuk kepada aspek-aspek lain dari alam. Yang akan kita soroti disini adalah apa hubungan apdur atau amsam (buluh babi, duri babi) di laut dan bunga kembang pohon manspai di hutan? Pohon Manspai seperti tampak pada gambar tumbuh subur di Papua, seperti di pulau Biak dan Numfor, masyarakat sangat mengenal jenis pohon tersebut. Penulis belum mengetahui nama ilmiah dari pohon tersebut, sehingga dalam artikel ini akan tetap menggunakan nama "manspai".
PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT BIAK
Pengetahuan masyarakat lokal patut dipelajari dengan saksama. Kita akan jalan-jalan ke salah satu kampung di pulau Numfor, kampung Pakreki. Masyarakat kampung Pakreki menyimpan sejumlah pengetahuan lokal masa lampau suku Biak. Masyarakat Pakreki merupakan sub etnik Manwor yang berasal dari suku Biak. Masyarakat Papreki telah lama melakukan migrasi dari pulau Biak ratusan tahun yang lalu dan menempati kampung Pakreki. Orang Pakreki terdiri dari beberapa keret atau marga yang menurut kisah tutur berasal dari tanah asal mereka di Biak bagian utara yakni kampung Manwor. Sehingga nama Manwor ini menjadi identitas beberapa keret yang menempati pulau Numfor.
![]() |
Manspai Knam (pohon Manspai) |
Konon, mereka mempelajari bagaimana hubungan botani tanaman di daratan (sup) berhubungan langsung dengan biota laut (swan). Apdur (duri babi) merupakan salah satu makanan khas orang Manwor pada zaman dulu hingga saat ini selain ikan dan sayur-sayuran. Pengetahuan orang Manwor, di pulau Numfor tentang kuliner tradisional sangat hebat. Mereka mengetahui musim-musim atau waktu-waktu tertentu berdasarkan tumbuhan di hutan.
Masyarakat Manwor di kampung Pakreki, ketika akan mencari apdur, mereka tidak sembarang mengambilnya. Tapi, mereka menggunakan ilmu perbintangan atau astronomi dengan mengamati bintang, maupun musim dan fenomena alam disekitarnya. Misalnya, agar supaya apdur itu berisi dan dagingnya tebal, orang Pakreki akan berpatokan pada kembang atau bunga pohon Manspai. Pohon Manspai merupakan salah satu jenis tumbuhan di hutan. Bunga pohon manspai akan memberikan penunjuk bahwa apdur telah berisi dan tebal. Setelah mengamati kembang manspai masyarakat khususnya di kalangan wanita akan segera pergi ke laut untuk mencari apdur dan mengambilnya, kemudian akan mengolahnya menjadi santapan lesat dan bergisi untuk konsumsi keluarga.
Darimana mereka mempelajarinya? pengetahuan demikian didapat melalui hasil pengamatan mereka di alam. Dan, secara turun temurun pengetahuan lokal ini diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ada banyak sekali pengetahuan lokal yang belum diangkat ke permukaan. Pengetahuan lokal ini bisa menjadi salah pembelajaran yang penting untuk menggali lebih dalam berbagai aspek-aspek sosial budaya masyarakat Biak Numfor, terkhusus generasi muda Biak yang perlu mengenal jati diri dan identitas budaya mereka. Selain pengetahuan tentang dunia laut, orang Biak memiliki sejumlah penetahuan lokal lainnya seperti cara menangkap ikan secara tradisional, cara menangkap biota laut seperti sotong (cumi), gurita, maupun hewan laut lainnya.
Selain pohon Manspai ada banyak jenis pohon yang dapat memberikan sejumlah manfaat penting dalam ekosistem laut. Sebut saja, pohon Mangrove, dengan adanya sejumlah pohon Mangrove ini akan mendatangkan banyak sumber biota laut seperti ikan, udang, kepiting, belut dan lainnya. Selain itu, hutan Mangrove juga dapat melindungi ikan-ikan kecil. Jadi, tumbuh-tumbuhan baik yang ada di daratan maupun di lautan menjadi salah satu rumah paling nyaman bagi makluk hidup.
Note: Bagi teman-teman terkhusus suku Biak yang mungkin memiliki informasi lain sehubungan dengan pengetahuan lokal tradisional Biak, silahkan teman-teman menulis atau berbagi.
Posting Komentar untuk "Ketika Bioata Laut Amsam dan Tumbuhan Manspai di Hutan Saling Berkomunikasi"