Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Thomas Forrest Orang Eropa Pertama Perintis Kamus Bahasa Biak

  

KAMUS BAHASA BIAK
Sir Thomas Forrest (1729-1802)

MENGENAL CAPTAIN THOMAS FORREST

Sir Thomas Forrest, pria kelahiran tahun 1729 ini adalah seorang penjelajah dan pelaut Skotlandia yang pernah menjelajah teluk Doreri Manokwari pada abad ke-18. Sepak terjangnya dalam dunia maritim, membuatnya menghasilkan tulisan-tulisan berharga yang sampai saat ini menjadi rujukan banyak penulis sejarah. Kemudian catatan-catatannya memberikan gambaran kepada kita untuk melihat berbagai situasi di tanah Papua pada tahun pertengahan 1700-an. 

Thomas Forrest, memulai karirnya menjadi seorang taruna pada tahun 1745, dan mulai aktif bekerja di perairan India (termasuk wilayah Nusantara) sejak tahun 1753. Dalam berbagai misi pelayarannya di wilayah Indonesia bagian Timur. Dia menggunakan delapan belas orang awak Melayu untuk bekerja baginya sebagai pemandu dan pendayung.  Haluan perahu menuju tanah orang Papua. Dia mulai merintis jalannya menuju tanah orang Papua, pada tahun 1774, dimana dia akan mendapat banyak pengalaman baru yang mungkin tidak pernah terpikirkan olehnya. 

SANG PERINTIS KAMUS BAHASA BIAK 


Sampai saat ini, belum ditemukan catatan atau kamus bahasa Biak dalam tahun 1500-1600-an. Meskipun orang Portugis dan Spanyol yang menginjakkan kakinya pertama kali di tanah Papua, tampaknya mereka tidak mencatat ataupun mendata tentang bahasa-bahasa di Papua, khususnya bahasa Biak. Pada masa VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), tidak ada juga jejak tentang bahasa Biak, yang ditulis oleh orang Belanda. 

Hal ini berbeda dengan bahasa Melayu yang bisa ditemukan jejak fisiknya bahkan jauh diatas tahun 1500-an. Pada tahun 1522, Antonio Pigafetta yang pada waktu itu ikut bersama penjelajah Portugis mengumpulkan beberapa kosa kata bahasa Melayu yang ditulis dalam abjad latin. 

Lebih dari 200 tahun kemudian, Captain Forrest bisa dikatakan merupakan orang pertama yang merintis kamus Ingris-Biak pada tahun 1700-an. Pada tahun itu ia menyebutnya dengan "bahasa Papua", sebab pada waktu itu belum ada istilah bahasa Biak seperti sekarang. Jadi, pada masa lalu, para penjelajah, navigator, para penulis mereka lebih mengenal bahasa Biak dengan sebutan bahasa Papua, belakangan tahun 1800-an, bahasa Biak disebut "bahasa Numfor". 

Dalam laporannya Forrest mengatakan bahwa banyak catatan kosakata yang hilang. Sehingga dia hanya mendokumentasikan beberapa kosa kata yang sempat ia selamatkan. Beberapa daftar kata bahasa Inggris - Papua (Biak-Numfor) karya Thomas Forrest tahun 1775 bisa di lihat pada manuskrip bawah ini.



kamus bahasa Biak
Daftar kata bahasa Papua (Biak Numfor) tahun 1775

Beberapa kosa kata diatas merupakan bahasa Biak yang masih digunakan hingga saat ini. Tidak ada perubahan yang berarti. Meskipun diantaranya ada satu dua kata yang tidak berasal dari bahasa Biak yang merupakan serapan.  Misalnya kata Wat: Tuhan, Allah, Sytan (Syetan): Setan, Mustiqua: mustika, Bulowan:Emas, Plat:Perak, Ganetra: tembaga. Bahkan dalam kamus ini ditulis Wat berarti Allah atau Tuhan. Ada yang mengaitkan kata "Wat" berasal dari kata Dewata (Wata) dalam bahasa Sansekerta. Menarik bahwa kini orang Biak tidak menggunakan kata Wat untuk menyebut "Tuhan Allah" sebaliknya mereka menggunakan istilah Manseren. Tahun 1800-an, terjemahan-terjemahan bahasa Belanda Mafor (Numfor), tidak ada istilah kata wat melainkan Manseren.  

Selain beberapa kosakata dalam bahasa Numfor, terdapat juga angka atau bilangan dalam bahasa Numfor Doreri yang dicatat oleh Thomas. Berikut angka dalam bahasa Inggris-Biak: 

1. One = Oser
2. Two = Serou (suru)
3. Three = Kior
4. Four = Tiak (fiak)
5. Five = Rim
6. Six = Onim (onem, wonem)
7. Seven = Tik (fik)
8. Eight = War
9. Nine = Siou (siuw, siw)
10. Ten = Samfoor (samfur)
11. Eleven = Samfoor Oser (samfur oser)
100. One Hundred = Samfoor Ootin (samfur utin)
1000. One Thousand = Samfoor ootin Samfoor (samfur utin samfur)

Pada angka 11, 100 dan 1000 ada perbedaan hitungan bahasa Biak tahun 1800-an hingga masa kini. Pada 1800-1900-an angka 11 lebih dikenal "samfur seser oser", 100 disebut "utin oser", dan 1000 disebut "syaran oser". Masa kini angka 1000 disebut juga "ribu" serapan bahasa Melayu (Indonesia). Apa yang telah dirintis captain Thomas sangat luar biasa. Dan boleh dikatakan bahwa dialalah perintis pertama penulisan kamus Inggris - Biak dalam abjad latin. Belakangan di tahun 1800-1900-an, penulis-penulis Belanda, Jerman, Prancis menghasilkan lebih banyak lagi kamus bahasa Biak. 

Catatan historis tentang bahasa Biak sudah lama didokumentasikan, dan dari berbagai catatan masa lalu bisa memberikan gambaran situasi linguistik atau bahasa dikalangan orang Biak dan Numfor di masa lalu. Tak heran, di pesisir tanah Papua, orang-orang Eropa, para penjelajah dan penulis sejarah sering bertemu dengan suku ini. Sehingga berbagai catatan dibuat tentang tradisi, kebudayaan dan bahasa mereka.

Bahasa Biak telah lama digunakan di wilayah pesisir tanah Papua, dimana suku Biak berada. Pulau Biak, Supiori, Numfor, kepulauan Padaido, kepulauan Yapen, Manokwari, Wandamen (Wondama, Roon), Raja Ampat hingga wilayah-wilayah tanah Papua dimana orang Biak dan Numfor berada. Sampai saat inipun bahasa ini masih tetap eksis.

Menurut pakar linguistik bahwa bahasa Biak merupakan bahasa yang masuk dalam keluarga bahasa Austronesia. Pada abad ke-20 dan abad ke-21, sudah banyak sekali linguis atau ahli bahasa yang meneliti tentang perkembangan bahasa Biak.

Dengan berkembangnya teknologi informasi digital bahasa Biak mulai disebarkan melalui jaringan internet baik melalui situs web, blog, audio, video, lagu-lagu daerah berbahasa Biak, film, maupun sosial media yang kini terus berkembang. Sejarah perjalanan bahasa Biak sejak ditulisnya kosa kata pada 1700-an sampai saat ini mengindikasikan bahwa bahasa masih akan tetap eksis dan digunakan. Ayo mari kita belajar bahasa Biak, mgorama kofarkor wos kobedi, wos sinan Byak. 

Posting Komentar untuk "Thomas Forrest Orang Eropa Pertama Perintis Kamus Bahasa Biak"