Numeralia Bahasa Daerah di Kepulauan Yapen
HITUNGAN ANGKA (numeralia) merupakan salah satu metode praktis atau cara jaman dulu masyarakat mula-mula gunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, dalam menjalankan berbagai keperluan sehari-hari. Misalnya, untuk menghitung hari, bulan dan tahun. Hitungan tradisional ini juga digunakan dalam perdagangan dan bisnis, menghitung jumlah barang barter, hasil buruan, serta hal-hal yang menyangkut tradisi dan adat budaya masyarakat kepulauan Yapen.
Kali ini, kita akan membahas dan berfokus pada tiga bahasa yang masih eksis di kepulauan Yapen sejak masa lampau yaitu hitungan bahasa Ansus, bahasa Aruisai dan bahasa Ambai. Ketiga bahasa ini, memiliki peran penting dalam perdagangan tempo dulu masyarakat kepulauan Yapen. Dari berbagai data sejarah tempo dulu, kita mendapat berbagai informasi bahwa Kepulauan Yapen merupakan salah pulau di tanah Papua yang menjadi tempat persinggahan para pedagang tempo dulu baik masyarkat asli Papua maupun pedagang-pedagang Tiongkok (china), Bugis, Makkasar, dan Maluku sejak dulu. Tentu, sistem dagang kala itu tidak terlepas dari penggunaan bahasa lokal setempat dalam berbisnis.
JEJAK SEJARAH LINGUISTIK DI
KEPULAUAN YAPEN
Manuskrip berkaitan linguistik
bahasa di kepulauan Yapen baru di data sejak tahun 1800-an. Belum ditemukan
catatan-catatan orang Eropa mengenai sistem numerik bahasa setempat masyarakat
kepulauan Yapen pada 1700-an. Dokumen tertulis beberapa bahasa masyarakat teluk
Cenderawasih (geelvink bai) baru berkembang memasuki abad ke-18 dan abad
ke-19.
Rekam jejak dokumen-dokumen
linguistik (numerik) bahasa di Yapen baru ada pada periode pertengahan tahun
1800-an hingga 1900-an, dan ini tidak terlepas dari kerja keras para penulis
bangsa Eropa abad ke-19, tinggalan catatan mereka dapat kita akses dan baca di
masa kini. Sumbangsih mereka setidaknya menjadi rujukan bagi kita generasi di
abad ke-21 ini.
![]() |
Hermann von Rosenberg, seorang naturalis Jerman |
Hitungan angka dalam bahasa
Ansus, bahasa Serui, dan bahasa Ambai telah dicatat oleh beberapa penulis Eropa
pada abad ke-19. Pada 1869-1870, seorang penjelajah asal Jerman bernama Carl Benjamin Hermann Rosenberg (1817-1888)
ketika mengunjungi kepulauan Yapen mencatat hitungan angka bahasa Ansus mulai
dari angka 1 sampai angka 1000 dalam bukunya “Reistochten naar de Geelvinkbaai op Niuew-Guinea in de Jaren 1869 en
1870” yang diterbitkan pada tahun 1875. Kemungkinan dialah orang pertama
yang mencatat angka dalam bahasa Ansus.
Delapan belas tahun kemudian Frederik
Sigismund Alexander Clercq (1842-1906) menerbitkan bukunya berjudul De west- en noordkust van Nederlandsch
Nieuw-Guinea: van Nederlandsch Nieuw-Guinea, tahun 1893 yang memuat sejumlah catatan penting seperti
hitungan angka masyarakat kepulauan Yapen.
HITUNGAN BAHASA ANSUS
1.
KOIRI = SATU
2.
KODU = DUA
3.
TORU = TIGA
4.
MANUA = EMPAT
5.
RI (BORING) = LIMA
6.
WONA (BOWONANG) = ENAM
7.
ITU atau BOITU = TUJUH
8.
INDIATORU (BONGJATORU) = DELAPAN
9.
INDIATA (BONGJATANG) = SEMBILAN
10. WURA (BOURA) = SEPULUH
11.
WURAIA KOIRI = SEBELAS
12.
WURAIA KODU = DUA BELAS
13.
-
14. -
15. WURAIA RI = LIMA BELAS
16.
-
17.
-
18. -
19.
-
20. PEREI (PIAREI) = DUA PULUH
30. PEREA URA = TIGA PULUH
40. PEREA KODU (PIAKODU) =
EMPAT PULUH
50. PEJAKODUWURA (PIARI)= LIMA
PULUH
60. PEJATORU (PIAWONA) = ENAM
PULUH
70. PEJATORUWURA (PIAITU) =
TUJUH PULUH
80. PEAMANUA (PIAINDIANTORU)
= DELAPAN PULUH
90. PEINIATA (PIAINDIATA) =
SEMBILAN PULUH
100. PIAURA = SERATUS
105. PEAWURARI = SERATUS LIMA
110. PEARUWURA = SERATUS SEPULUH
130. PEAPEREIAWURA=SERATUS TIGA PULUH
1000. PEAURAWURA (PIAURA WE URA) = SERIBU
ANGKA DALAM BAHASA SERUI (ARUI)
1.
BOIRI = SATU
2.
BORU = DUA
3.
BOTORU = TIGA
4.
BOA = EMPAT
5.
RI = LIMA
6.
BORIKOR = ENAM
7.
BORUKOR = TUJUH
8.
BOTORUKOR = DELAPAN
9.
BOAKOR = SEMBILAN
10.
SURA = SEPULUH
11.
?
12.
?
13.
?
14. ?
15. ?
16.
?
17.
?
18. ?
19.
?
20. PIAREI = DUA PULUH
30. ?
40.
50.
60.
70.
80.
90.
100.
ANGKA DALAM BAHASA AMBAI
1.
BOYARI = SATU
2.
BORU = DUA
3.
BOTORU = TIGA
4.
BOA = EMPAT
5.
RI = LIMA
6.
WONA = ENAM
7.
ITU = TUJUH
8.
YATORU = DELAPAN
9.
INDIATA = SEMBILAN
10.
SURA = SEPULUH
20. PIAREI = DUA PULUH
Jika diamati bahwa hitungan dalam ketiga bahasa di atas memiliki kesamaan-kesamaan pada beberapa angka-angka. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan masa lalu antara ketiga suku diatas entah itu hubungan kekerabatan maupun hubungan perdagangan diantara sesama orang Papua di kepulauan Yapen. Penulis belum menggali secara detail sistem angka ketiga bahasa di atas. Sehingga bagi teman-teman khusus dari kepulaun Yapen mungkin bisa menambahkan beberapa informasi yang belum lengkap dalam pada kolom komentar. Penulis akan terus mengupdate artikel ini agar bisa bermanfaat bagi generasi Papua masa kini khususnya masyarakat kepulauan Yapen.
Posting Komentar untuk "Numeralia Bahasa Daerah di Kepulauan Yapen"