Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inpekem Nama Ikan dalam Bahasa Biak

   impekem


IKAN adalah salah satu daging yang paling disukai banyak orang. Mereka yang hidupnya di pesisir pantai menjadikan ikan sebagai menu utama dalam konsumsi mereka sehari-hari. Masyarakat Biak Numfor baik yang tinggal di Biak, Supiori, Numfor,  kepulauan Aruri, kepulauan Padaido, hingga suku Biak di berbagai wilayah di tanah Papua tidak bisa lepas dari daging ikan. Sejak zaman dulu, para leluhur Byak sering mengkonsumsi berbagai jenis ikan.  Jadi, ikan sepertinya tak bisa lepas dari kehidupan orang Biak.  Nah, di artikel ini kita akan mengupas salah satu jenis ikan yang dikenal umum oleh masyarakat Biak Numfor atau suku Biak. 

INPEKEM (Lutjanus gibbus Forsskal)

Orang Biak menyebut ikan ini dalam bahasa Biak disebut INPEKEM (dibaca IMPEKEM). Secara etimolgi Inpekem terdiri dari dua suku kata yaitu in: ikan, dan pekem:mungkin memaksudkan mentah? perlunya penelitian lebih mendalam lagi untuk mepelajari asal usul kata dari ikan ini.  

Ada istilah Inpekem Mawari untuk jenis ikan berukuran besar. Menurut masyarakat Biak, bahwa ketika ikan ini masih kecil atau masa remaja disebut Inpayum (Impayum) dan berwarna hijau muda. Setelah bertambah besar dan dewasa maka ikan disebut dengan nama Inpekem dengan warna khas merah. Masyarakat Biak Numfor telah lama mengenal jenis ikan ini sebab sering dipancing dan dikonsumsi sehari-hari. Dalam bahasa Inggris ikan ini disebut humpback red snapper, paddletail, paddletail snapper atau disebut juga hunchback snapper. Distribusi penyebaran ikan ini tersebar di Indo-Pasifik.   

Pada tahun 1775 seorang penjelajah dan naturalis kelahiran Finlandia bernama Forsskal meneliti ikan Inpekem dan menamakannya Lutjanus gibbus (Forssakal) yang masuk dalam famili Lutjanidae. Dalam bahasa Inggris Inpekem disebut Paddletail. Inpekem masih berkerabat dengan Inbarkof (Lutjanus fulviflamma Forsskal), Lutjanus ruselli (Bleeker), Lutjanus rivulatus (Cuvier), Lutjanus ehrenberghi Peters, dan beberapa jenis lainnya. 


ikan impekem kakap merah
Inpekem (lutjanus gibbus Forsskal)

ILMU PERBINTANGAN TRADISIONAL

Dalam dunia astronomi Suku Biak, ikan ini juga digunakan untuk menyebut salah satu rasi bintang dalam astronomi Biak atau ilmu perbintangan suku Biak. Ada salah satu rasi bintang yang disebut "MAK INPEKEM".  Menurut seorang informan bahwa ketika rasi bintang ini muncul maka waktunya cocok untuk memancing beberapa jenis ikan tertentu di malam hari seperti Ikan Impekem dan beberapa jenis ikan lainnya.  Tidak jelas apa bentuk dari rasi bintang Mak Inpekem ini, Penulis masih terus menggali keterkaitan rasi bintang apa yang berhubungan langsung dengan musim ikan ini. Dan, apakah rasi bintang ini hanya berlaku khusus ikan Inpekem saja, ataukah digunakan juga untuk mengetahui musim-musim ikan lain. 

Pengetahuan orang Biak di zaman dulu tentang astronomi cukup baik sebab suku Biak mengenal setidaknya 21 rasi bintang yang mereka gunakan sejak lampau untuk berlayar, bercocok tanam, berburu dan aktifitas kelautan seperti memancing. Menarik sebab Inpekem dipakai sebagai nama rasi bintang. Semua rasi bintang ini mendapat nama-nama dalam bahasa Biak. 

POTENSI IKAN INPEKEM

Jika Anda berjalan-jalan ke pasar ikan Biak misalnya Inpekem sering mudah ditemukan di atas meja-meja jualan ikan. Ikan ini cukup laku di pasaran sebab sangat di sukai banyak orang. Harga pertali (per-cucu) bisa mencapai 50.000 hingga 100.000 rupiah.  Daging ikan ini cukup enak apalagi kalau kita goreng atau direbus. Ada yang menggorengnya kemudian menjualnya bersama keladi, sikong, dan petatas biasanya per piring Rp. 50.000-10.000 ribu rupiah. Nelayan Biak sering memancing inpekem untuk di jual ke pasar-pasar ikan maupun di lingkungan kampung.  Prospek bisnis ikan inpekem cukup menguntungkan sebab hampir sering dicari para nelayan Biak.

Di Indonesia ikan ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sebab konsumsi ikan ini sangat diminati orang Indonesia. Di restoran atau rumah-rumah makan biasanya tersedia ikan kakap merah dengan harga yang cukup mahal. Bahasa Indonesia (masyarakat Indonesia) mengenalnya dengan sebutan Ikan Kakap Merah. Melihat potensi ikan Inpekem yang cukup bagus dalam perdagangan ikan, tentunya pengembangan sektor perikanan di kepulauan Biak Numfor punya peluang bagus. Para nelayan Biak selain menjual di pasar-pasar di Biak, ikan inpekem sering dibawa ke Jayapura, Manokwari, Serui untuk dijual di sana. 

Sejauh ini, ikan Inpekem belum di ekspor keluar Papua, ini berbeda dengan ekpor ikan tuna di eksport dari pulau Biak ke luar negeri seperti ke Jepang, Amerika Serikat, dan China sudah dilakukan oleh pemerintah Biak Numfor melalui perusahaan ikan. Namun, di bagian negara lain, ikan menjadi salah satu komodi yang menguntungkan para nelayan. Ada yang perlu diperhatikan agar ikan ini tetap dapat dikonsumsi dan tidak punah yakni aktivitas penangkapan ikan inpekem yang tidak terkendali dan sering dilakukan dari tahun ke tahun oleh nelayan lokal, dikhawatirkan akan menurunkan besaran stok sehingga diperlukan alternatif pengelolaan sumber daya ikan kakap merah khusus di kepulauan Biak Numfor yang berkelanjutan di masa mendatang agar ikan inpekem tetap lestari dan dapat dinikmati oleh anak cucu ke depannya. 

Menurut beberapa laporan ikan kakap merah pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 3.100 ton dalam perikanan di Jepang. Penangkapan menggunakan pancing ulur, bubu, jaring pukat dan spearfishing. Masyarakat di kawasan pasifik sangat familiar dengan ikan ini, dan menjadi konsum utama bagi para nelayan di lepas pantai pulau-pulau terluar melanesia. Bagi teman-teman yang memiliki informasi lain sehubungan dengan ikan Inpekem bisa memberikan info lain di kolom komentar situs ini. Sehingga nantinya informasi mengenai deskripsi ikan inpekem akan terkumpul dan bermanfaat bagi para pemabaca. 

Posting Komentar untuk "Inpekem Nama Ikan dalam Bahasa Biak"