Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aksara Tulisan Suku Biak

tulisan Biak


Berabat-abat yang lalu suku Biak sudah mengenal tulisan, dan tulisan-tulisan ini  biasanya terdapat pada Perisai (adai, adai-sus), Tifa (sireb), Pelampung ikan (kuper, kane), Pintu (kedwa, kanken), Perahu (wairon, waimansusu), Patung (amfyanir, korwar), Bantal kayu (afyak, nora), tempat kapur (Sarmumek Afer, Kimu, Rosaser Afer) dan berbagai jenis benda-benda lainnya. Tulisan-tulisan tersebut tidak seperti abjad moderen (alphabet) yang kita kenal dalam sistem  huruf latin, tetapi tulisannya berbentuk simbol geometris,  gambar atau lambang (tulisan piktografi) yang mengkungkapkan pesan tertentu, maksud tertentu dari sipenulis (manfasfas, mankareren, sukan). Selain suku Biak, orang-orang teluk Cenderawasih seperti Serui, Waropen dan Wandamen juga menggunakan tulisan piktografi mengingat kebudayan teluk Cenderawasih sama (swandibru). 


aksara Biak


Tulisan piktografi suku bangsa Biak mulai menghilang di awal tahun 1900-an hingga abat ke 21 ini. Hingga kini tulisan piktografi sudah tidak dimengerti lagi oleh mudah-mudi suku Biak bahkan di kalangan para pengukir Biak. Lambang-lambang piktografi sudah tidak dimengerti, sudah dianggap sebagai bentuk seni lukisan yang tidak memiliki makna. Menariknya kebanyakan dari tulisan piktografi memaknai dualisme yang sulit untuk dimengerti, dipahami yang sebagiannya mengandung ke-sakralan, kepercayaan agama leluhur (syamanisme, animisme) dan menggambar kehidupan dimasa lampau. 

aksara Biak


Jauh sebelumnya, tulisan piktografi ini lebih di toreh pada situs-situs gua tempat dimana mereka bermukim. Marga-marga suku Biak memiliki latar belakang sejarah, peristiwa yang memengaruhi kehidupan mereka dan terbentuknya suatu keret sebagai suku bangsa Biak. Kebudayaan mereka (rari sena) diwaktu lampau terbilang merupakan kebudayan kuno yang memiliki budaya dan adat yang sama dengan bangsa-bangsa kuno lainnya yang cukup maju pada zaman-nya. Ini bisa terlihat dari pengetahuan yang dimiliki suku Biak baik pengetahuan numerik atau perhitungan (karkor, wafwof),   seni geometri (fas-fas kareren, fek), astronomi (mak, paik, romankwandi, sawakoi), perunggu-logam (kam-kam, kamasan),  sastra (wos),  arsitektur (babawes rum),  musik (wor, dasdisen, sonker),  dunia medis kuno: ramuan tradisional (aryawin), dan bahkan tulisan (fas-fas, fakpai). Berabat-abat yang lalu suku Biak sudah mengenal tulisan, dan tulisan-tulisan ini  biasanya terdapat pada Perisai (adai, adai-sus), Tifa (sireb), Pelampung ikan (kuper, kane), Pintu (kedwa, kanken), Perahu (wairon, waimansusu), Patung (amfyanir, korwar), Bantal kayu (afyak, nora), tempat kapur (Sarmumek Afer, Kimu, Rosaser Afer) dan berbagai jenis benda-benda lainnya.

Tulisan-tulisan ini tidak seperti abjad moderen (alphabet) yang kita kenal dalam sistem tulisan abjad Indonesia dan latin tetapi, tulisannya berbentuk simbol geometris,  gambar atau lambang (tulisan piktografi) yang mengkungkapkan pesan tertentu, maksud tertentu dari si penulis (manfasfas, mankareren, sukan). Selain suku Biak, orang-orang teluk Cenderawasih seperti Serui, Waropen dan Wandamen juga menggunakan tulisan Piktografi mengingat kebudayan teluk Cenderawasih sama (swandibru). Tulisan piktografi suku bangsa Biak mulai menghilang di awal tahun 1900-an hingga abat ke 21 ini.

Hingga kini tulisan piktografi sudah tidak dimengerti lagi oleh mudah-mudi suku Biak bahkan di kalangan para pengukir Biak lambang-lambang piktografi sudah tidak dimengerti, sudah dianggap sebagai bentuk seni lukisan yang tidak memiliki makna. Menariknya kebanyakan dari tulisan piktografi memaknai dualisme yang sulit untuk dimengerti, dipahami yang sebagiannya mengandung ke-sakralan, kepercayaan agama leluhur (syamanisme, animisme) dan kehidupan sehari-harinya. 

Suku Biak mengenal istilah "FASFAS" yg artinya tulisan/gambaran. Yang berasal dari kata dasar "fas" yang berarti menggambar, menggores, menulis. Apa yang ditulis/digambar itu kemudian bisa dibaca. Istilah "baca" dalam bahasa Biak disebut "Wasya". Membaca (Wasya) dan menulis (Fas) dalam budaya Byak rupanya telah ada sejak lama, namun dengan berlalunya waktu tradisi tersebut hilang. Simbol-simbolnya pun hilang dan sulit untuk ditemukan lagi.

2 komentar untuk "Aksara Tulisan Suku Biak"

  1. Ijin imem mo tanya sja kira" tong bsa dpt buku yang membahas soal Tulisan dan gmbar sperti di atas ini dimna ee kira".? Syowi 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syowi untuk bukunya belum ada yang membahas secara detail tentang Aksara Byak. Masih terus dilakukan penelitian Simbol-simbol Byak.

      Hapus